Jumat, 16 November 2012

Kerajaan Allah adalah Kasih

Lukas 17:20-25


Bagaimana gambaran kita tentang kerajaan Allah? Apakah seperti sebuah istana? Ada raja, prajurit, dayang-dayang, dan sebagainya? Mungkin ada yang berpikiran seperti itu, tetapi mungkin ada juga yang tidak.
Saya teringat sebuah film yang sangat bagus. Judulnya adalah “the Kingdom of Heaven”. Film ini mengangkat kisah perang salib yang terjadi di Israel sekitar tahun 1096. Dalam perang itu, orang Kristen dan orang Islam berperang memperebutkan Yerusalem, yang disebut “kerajaan surga”. Namun ada adegan yang sangat menarik ketika Balian, putera Godfrey, memutuskan untuk menyerahkan Yerusalem dengan syarat penduduk di dalamnya selamat. Keputusan ini sangat ditentang khususnya oleh para imam yang berpandangan bahwa lebih baik mati daripada harus menyerahkan Yerusalem. Apakah Yerusalem memiliki nilai yang demikian besar? Ketika Salahuddin ditanya mengapa dia mau berkorban besar untuk merebut Yerusalem, apa arti Yerusalem baginya, dia menjawab: “Jerusalem is nothing....Jerusalem is everything”. Mengapa dia menyebut “Jerusalem is nothing”, lalu kemudian mengatakan “Jerusalem is everything”. Menurut saya, “Jerusalem is nothing” kalau hanya melihat istananya, tempatnya, kotanya, tanahnya, dsb. Namun “Jerusalem is everything” kalau melihat bahwa dibalik Yerusalem ada nilai agama dan keadilan yang mau diperjuangkan. Bagi orang Islam, Yerusalem mempunyai arti penting karena di situ ada masjid al aqsa. Namun lebih daripada itu, mereka harus merebut Yerusalem supaya kedudukan mereka di Timur Tengah menjadi terjamin, dan terjadi damai. Ingat, orang-orang Kristen yang menduduki Yerusalem adalah orang-orang Eropa.
Selanjutnya, dalam adegan terakhir, dikisahkan bahwa Salahuddin bertemu dengan Balian untuk berunding. Sebagai salam perpisahan, Salahuddin mengatakan: “God be with you” yang kemudian dijawab oleh Balian, “walaikumsallam”. Mau memahami orang lain dan menerimanya adalah langkah awal menuju Kerajaan Surga.
Berangkat film itu, kita bisa menyadari bahwa Kerajaan Allah bukanlah istana yang megah, pelayanan yang istimewa, atau kenikmatan yang berlimpah. Akan tetapi kerajaan Allah adalah suatu situasi di mana Allah hadir dan berkuasa. Apa tandanya? Kasih! Kalau ada kasih, Allah hadir di situ, ubi caritas et amor, deus ibi est. Maka kita tidak usah khawatir dan bertanya-tanya: “kapan Kerajaan Allah datang?” Kalau kita mengamalkan kasih, kerajaan Allah datang saat itu juga. Kalau kita merasakan damai, kasih orang-orang di sekitar kita, persaudaraan yang intim, persahabatan yang erat, pertolongan yang ikhlas, itulah Kerajaan Allah. Kita tidak bisa menunggu suasana seperti itu datang, kalau bukan kita sendiri yang pertama memulainya. Maka mengingatkan lagi tentang ramalan bahwa tahun 2012 akan kiamat, teman-teman tidak usah takut. Persoalan kiamat bukan urusan kita. Kalau kita mengamalkan kasih Allah, kapanpun kiamat itu datang, tidak menjadi masalah.
Sedikit melompat, saya mau membagikan motivasi saya menjadi seorang religius. Mungkin teman-teman bertanya, apa hubungannya hidup religius dengan kerajaan Allah? Dekat sekali, yaitu bahwa hidup religius merupakan cara hidup di surga yang ada di dunia. Dengan kaul kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan, seorang religius belajar untuk menghayati cara hidup surgawi, yaitu tidak punya istri/suami, tidak punya barang-barang duniawi, dan mematuhi kehendak Allah. Harapannya, dengan menghayati kaul itu, seorang religius bisa mewujudkan Kerajaan Allah, yaitu memberikan kesaksian akan kasih Allah, sekaligus mewartakan kasih itu. Namun tentunya akan ada banyak hambatan dan tantangan. Misalnya bisa marah, bisa jengkel, bisa ngambek, bahkan bisa membenci, tetapi selalu ada usaha untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik. Karena itu, kerajaan Allah disebut sudah ada tetapi belum sempurna.
Selama saya menjadi seorang religius, perjuangan memberikan kesaksian akan kerajaan Allah ini tidak mudah. Saya punya banyak kekurangan pribadi/ sifat-sifat yang jelek. Namun di dalam hidup religius, selalu ada dukungan untuk memperbaiki diri dan menjadi lebih baik. Beberapa yang bisa saya sebutkan, misalnya ada waktu untuk rekoleksi, retret, doa, bimbingan rohani, ziarah, pengolahan hidup, dan sebagainya. Selain itu, dengan menjadi religius, saya mempunyai pengalaman yang beranekaragam, berjumpa dan dekat dengan banyak orang, dan yang paling menguatkan saya adalah bahwa saya bisa menjadi berkat bagi orang lain. Misalnya waktu saya tugas di rumah sakit dan mengunjungi para pasien, mereka sungguh dikuatkan oleh kehadiran saya yang adalah seorang frater. Seolah-olah dengan melihat saya, mereka merasakan kehadiran Tuhan. Saya yakin, sebaik apapun orang, kalau dia bukan religius, dia tidak bisa.
Menutup khotbah saya, saya mau menceritakan sebuah kisah: Ada seorang bapak yang sangat saleh. Karena dia sangat saleh, Tuhan berkenan memperlihatkan kepadanya surga dan neraka. Dalam mimpinya, Ia diajak Tuhan melihat sebuah tempat yang sangat indah dan besar. Di ruangan itu, orang-orang duduk mengelilingi sebuah meja yang sangat besar dengan makanan yang lezat dan belimpah ada di tengah-tengah meja. Namun anehnya orang di situ kelihatan kurus dan menderita. Mereka berusaha makan, tetapi tidak bisa karena sendok yang mereka pakai untuk makan sangat panjang. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena sendok itu melekat di tangan mereka.
Kemudian Tuhan membawanya ke ruangan yang lain. Di situ dia melihat situasi yang sama, ada meja besar dengan makanan yang lezat dan berlimpah ada di tengah, dan sendok yang melekat di tangan semua orang. Namun berbeda dari tempat sebelumnya, di tempat itu dia melihat orang di sana bahagia, dan bisa makan dengan kenyang. Dia perhatikan, ternyata di ruangan itu, orang makan sambil saling menyuapi. Setiap orang menyuapi orang lain yang dijangkau oleh sendoknya.
Memetik pesan dari cerita itu, kerajaan Allah akan terwujud kalau kita berani untuk tidak mementingkan diri kita sendiri, tetapi mau berbuat kasih kepada orang lain. Kalau A berbuat kasih kepada B, B kepada C, C kepada D, dan seterusnya, dan akhirnya kembali Z kepada A, maka kasih akan dirasakan semua orang. Inilah kerajaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar